Tak Ada Biaya, Nelayan Miskin di Bireuen Alami Sakit akibat Pen ...
KOMPAS.COM/ RAJA UMAR Zulmahdi (45), nelayan miskin warga Desa Kuala Ceurape, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, hanya dapat menangis dan pasrah menahan s…
BIREUEN, KOMPAS.com â" Zulmahdi, (45) nelayan miskin warga Desa Kuala Ceurape, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, bertahun-tahun hanya dapat menangis dan pasrah menahan sakit di tempat tidur rumahnya.
Paha kiri bekas dioperasi akibat kecelakaan yang terjadi 11 tahun lalu terasa makin sakit. Kini pen sambungan besi yang dipasang dokter telah keluar dari daging pangkal paha dan tulang betisnya.
âSaat petir seperti kesetrum listrik sakit sekali, sejak dioperasi karena kecelakaan pada tahun 2006 sampai sekarang saya tidak pernah berobat lagi karena tidak ada biaya. Jangankan biaya berobat, untuk beli ikan asin saja sekarang tidak ada uang,â kata Zulmahdi (45) saat dijumpai Kompas.com di rumahnya, Jumat (24/11/2017).
Zulmahdi mengaku, setelah kaki kanannya diamputasi dan kaki kiri dioperasi, selama 11 tahun ini dia hanya terbaring di tempat tidur dan tak bisa lagi keluar dari rumah. Hal itu membua t istrinya, Zulmah (43), yang menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai keempat anak mereka.
âSemenjak musibah kecelakaan, saya tidak dapat lagi mencari nafkah. Selama ini istri yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai buruh harian di sawah dan kebun orang,â kata Zulmahdi.
Meski harus melawan rasa sakit di paha kiri karena keluarnya besi pen sambungan operasi, sambil terbaring di tempat tidurnya, sesekali Zulmahdi memperbaiki jaring tangkapan ikan nelayan tradisional dengan upah Rp 15.000 per jaring.
âSesekali ada orang antar jaring tangkapan ikan disuruh pasang timah dan perbaiki, paling satu jaring dikasih upah Rp 15.000, dan ini pun tidak tiap hari ada orang bawa. Biar ada tambahan untuk biaya keluarga,â jelas dia.
Baca juga: Sebatang Kara di Rusun, Nek Mimi Menahan Sakit Kakinya Saat Pergi ke RS Seorang Diri
Lima tahun lalu, kata Zulmahdi, dia sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokt er Fauziah Bireuen oleh salah satu caleg DPR RI. Namun, selama 12 hari di rumah sakit, tak ada tindakan pengobatan dari tenaga medis. Bahkan untuk seluruh biaya keperluan selama berada di rumah sakit harus dibayar sendiri.
âDulu pernah dibawa saya ke RSUD Bireuen oleh caleg dari Jakarta yang awalnya menyatakan akan membiayai pengobatan saya hingga tuntas, tapi setelah saya berada di rumah sakit 12 hari tidak ada tindakan apa-apa. Kemudian seluruh biaya harus saya bayar sendiri dan terpaksa saya jual kambing,â tambah dia.
Zulmahdi hanya berharap ada pihak yang mau membantu biaya pengobatan dan pelepasan pen besi bekas sambungan operasi di pahanya. âSaya ingin sambungan pen besi ini dibuka sehingga tidak sakit lagi saat hujan dan petir, minimal dapatlah saya keluar rumah,â harap dia.
Sementara itu, Salahudin, Sekretaris Desa Kuala Ceurape, mengaku, pihaknya telah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan biaya untuk pengobatan dan pelepasan pen besi sambungan di paha Zulmahdi kepada Dinas Sosial Kabupaten Bireun, tetapi sampai saat ini belum ada respons dari dinas terkait dan pemerintah.
âSudah 11 tahun Zulmahdi sakit belum ada bantuan apa pun dari pemerintah. Kami sudah pernah mengajukan permohonan untuk membantu biaya pengobatan dan pembukaan pen dari paha Zulmahdi, tetapi tidak ada respons. Saya tidak tahu, mungkin tidak ada dana,â ujar Salahudin.
Tidak ada komentar