VIDEO: Begini Kemeriahan Festival Lancang Kuning di Riau
News VIDEO: Begini Kemeriahan Festival Lancang Kuning di Riau Pawai budaya sendiri diikuti perwakilan Kabupaten/Kota di Riau dengan menampilkan adat dan tradisi…
News
VIDEO: Begini Kemeriahan Festival Lancang Kuning di RiauPawai budaya sendiri diikuti perwakilan Kabupaten/Kota di Riau dengan menampilkan adat dan tradisi masing-masing.
Laporan Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.com, PEKANBARU - Kali kedua digelar Festival Lancang Kuning tahun ini cukup meriah, festival budaya yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau ini dihadirkan sebagai bentuk pelestarian budaya melayu. Jumat (24/11) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman langsung membuka festival tersebut yang dimulai dengan acara pawai Budaya.
Festival ini sendiri akan berlangsung hingga beberapa hari kedepan, mulai dari kegiatan pelatihan pelestarian budaya melayu festival budaya melayu dan acara lainnya.
Pawai budaya sendir i diikuti perwakilan Kabupaten/Kota di Riau dengan menampilkan adat dan tradisi masing-masing.
Mulai dari Rokan Hilir dimana dihadiri langsung Bupati nya Suyatno menampilkan tradisi dan budaya yang ada di Kabupaten Rohil tersebut.
Begitu juga Inhu yang membawa tradisi suku Talang mamak yang bermukim di Kabupaten Inhu te sebut.
Sedangkan Kuansing juga menampilkan pacu jalur, Rokan Hulu juga menampilkan tradisi masing-masing.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman saat membuka acara tersebut berharap dan mendorong Pawai Budaya Melayu dalam "Festival Lancang Kuning" yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Disbud) Riau dalam rangka mewujudkan visi misi Riau 2020.
"Pawai ini rangkaian Festival Lancang Kuning, dan kegiatan ini yang kedua kalinya digelar. Tentu ini harus kita dorong terus, apalagi didalam rangkaian Festival Lancang Kuning ada seminar-seminar yang mengundang pelaku seni dan budayawan dari berbagai negara," katanya.
Dari kegiatan itu, Ia berharap kedepan Riau dapat memberikan pengetahuan tentang kebudayaan Melayu di Riau. Dan diharapkan banyak pengakuan-pengakuan yang didapat Riau, baik yang benda maupun tak benda.
"Yang terpenting yang kita kejar masalah pengakuan-pengakuan warisan budaya benda dan tak benda, dalam rangka untuk menjadikan Riau ini sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara," harapnya.
Menurutnya âsemua apa yang ada di Riau ini memiliki sejarah lengkap dan panjang. Karena itu buku-buku sejarah yang sudah diterbitkan seperti tunjuk ajar, sejarah sungai dan kerajaan makin memperkuat visi misi Riau 2020.
"Bahkan kalau kita ingin mencapai visi misi Riau 2020, khususnya mengenai kebudayaan Melayu, kalau bicara infrastruktur dan regulasi kita sudah siapkan. Begitu juga LAM Riau sudah berjalan dan potensi sumber daya manusianya juga mulai berjalan," pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar